Welcome to the Chiquiy's MOT

It'S Magic Off Thinking ..!!!!

01/06/11

Delayed Post part III

Tentang rasa yang menjadi mati.

Keberangkatanku tinggal 1 jam lagi, dan aku berangkat ke warnet.
“ Dek, kamu siapa yang nganter ? “
“ Biasa mas, nanti jam setengah 6 “
“ Ya udah kamu sms Bowo, suruh jagain warnet “, tegasnya.
Aku diam tidak menjawab perkataan dari Mas Nug, dia temanku, teman kakakku, juga teman laki-lakiku. Di ruangan yang berbeda, aku tetap meminta untuk kamu yang mengantarkanku. Hal seperti ini yang tidak aku sukai, aku menginginkan kamu yang mengantarkanku dan aku juga tidak ingin dipersulit dengan inginku itu. Disisi lain, hubunganku adalah yang melayang. Dimana akan banyak orang yang bertany-tanya tentang kebenaran diantara kita.
-Ini aku kesitu-, pesan masuk yang singkat dan memperjelas juga membuat hati lega. Tidak lama setelah itu, kamu telah berada didalam ruangan yang sama denganku. Allhamdulillah… batinku.
Jam lima lebih seperempat, aku berangkat dengan laki-lakiku mengendarai motor. Aku melihatmu dari spion motor, dan disaat itu aku merasakan munculnya rasa aneh pada diriku.
apa pantas untuk seorang kamu ?????? ‘ itulah yang muncul dibenakku.
Aku mencoba menepis semua rasa itu, aku kira itu tidak seharusnya aku pikirkan, kemunculaan rasa itu mungkin karena aku yang terlalu mendampakan kamu dalam jangka yang lama dan saat itu kamu ada dalam pelukan hingga sampai sekarang aku bisa menyentuhmu dengan tanganku semauku. Sebelum sampai di agen trevel aku minta berhenti sebentar di Indomart. Sebelum masuk aku sempat melihat sebuah mobil sedan merah dan dua orang di dalamnya. Mereka keluar dan ikut masuk bersama kita.
“ Sepertinya mereka berdua pengantin baru mi “, katamu.
“ Kok tau ?? “
Tanpa aku menjawab dan kamu memintaku untuk menjawab. Dalam hati aku juga berkata, Iyaa, memang terlihat mesra dan penuh cinta diantara mereka berdua. Tangan si wanita selalu melingkar di pinggang si pria dengan manja, dan akan melepasnya ketika si wanita akan mengambil barang-barang yang dibutuhkan.  Terlebih ketika mereka berdua akan mengakhiri belanjanya dan berhanti di sebuah kumpulan obat-obatan dan si pria menganbil sebuah K****. Sontak aku tersenyum.
“ Seneng ya bi ngliat orang baru nikah seperti mereka “
“ Ya memang seperti itulah orang yang baru diakui, dan mengawali masa-masa pacaran mereka yang indah. “
Sebelum kamu melanjutkan pembicaraan kamu, pikiranku sempat melayang dan ‘ Tangan ini, suatu saat nanti akan selalu dalam genggamanmu. Jangankan ketika berbelanja seperti mereka dalam keadaan aku di depan orang tuaku pun tanganmu akan selalu menggenggam tanganku seperti pria itu yang menggenggam tangan wanitanya dengan kelembutan’
“ Mi ! “
Sapaanmu membuat aku kaget dan langsung berjalan ke kasir.
Tidak jauh dari Indomart mobil L 3000 berwarna hijau muda sudah terlihat parkir, motor berhenti di sebrang mobil.
“ Pak, berangkat sekarang ?? “, tanyaku kepada petugas agen.
“ Iyaa mbak, sebenatar lagi, ditunggu saja…gag akan lama kok “, jelas salah satu petugasnya.
Allhamdulillah… batinku. Karena kau masih ada kesempatan ngobrol sama kamu. Setidaknya ada waktu sedikit untuk merasakan kehadiran kamu di dalam diriku, atau entahlah aku tidak begitu mengerti yang pasti aku selalu senang dan nyaman di sampingmu.
“ Mi, beliin rokok di warung itu, satu batang aja “
“ Ahh gag usah, paling juga bentar lagi berangkat “
“ Oohh ya udah ! Tak berangkat sendiri.”
Sebuah hal yang tidak seharusnya aku lakukan yaitu, menolak ketika kamu meminta sesuatu, entah apapun itu. Ini bukan berarti aku adalah robot yang mau disuruh-suruh atau diperlalukan semaumu, tapi apa tidak akan terlihat baik ketika seorang wanita mengabdi kepada prianya dalam konteks menikah ?? Tentu saja jawabannya adalah IYA. Akhirnya bukan Cuma kamu yang pergi, tapi juga aku. Ternyata bukan warung yang kita kunjungi, sebuah dagangan makanan serba murah tapi meriah dimana di daerag Jawa tengah itu dimakan ‘ Angkringan ‘. Aku makan sate telur dan kamu makan beberapa gorengan. Tapi bukan itu yang kita pengen hanya untuk sebatang rokok mau tidak mau harus makan beberapa makanan, kalau orang Jawa bilang ‘ ben ra rekuh ‘ buat beli sebatang rokok.
“ udah ya bi aku berangkat “
“ iyaa, gag usah macem-macem, selesai ujian kalau emang gag ada urusan langsung pulang “
“ ati-ati bi pulangnya juga gag usah mampir-mampir, hehehhee “
  ahhhh yo enggak lah “
Dan aku melihatmu, aku mencium tangan kananmu kemudian menempelkan pipi kananku di pipi kirimu dan sebaliknya.
Mobil berjalan dan kamu menyeberang berjalan ke arah motor abu-abu dengan sedikit plisir hitam, dan itu adalah motor kita berdua.
Belum lama aku duduk di mobil, aku sudah mengirim sebuah pesan singkat berisi puisi dari sebuah film cinta Indonesia. Aku tidak berharap dibalas, aku hanya ingin memberikan itu saja dn kamu membacanya. Sekitar 4 jam duduk merasa pegal dan itu belum ada separuh dari perjalanan aku mencoba untuk meminta kamu telepon. Kita bicara tentang banyak hal tentunya da sedikit debat sengit antara aku dan kamu, itu menjadi kebiasaan bagi kita untuk saling mengutarakan pikiran kita walaupun aku sering sekali kalah dan terkadang akupun mengalah karena tujuan kita berdebat itu buka menjadi kita bertengkar, tapi membuka pikiran kita masing-masing terlebih aku yang kemudia membuat kita menjadi manusia yang lebih dari sebelumnya dan menanamkan kekokohan sebuah hubungan dengan keterkaitan yang erat. Tapi kembali namanya kamu sebut dengan semua pujianmu tentang dia dan kalian dulu.
“ ketika kamu membuat aku marah, itu malah justru bukan kamu yang ada di pikiranku, tapi dia. Dan itu membuat aku selalu mengingat dia karena kau gag mau kalau sampai dia berbuat salah dan buruk, dia bukan orang yang membuat basic buruk dan dia juga selalu berpikir dewasa dengan umur dia yang masih seumur kelas 3 SMP “
Bi, aku sakit hati ‘
Dan jika aku berbicara tentang masalah ini tentunya tidak bisa aku katakan semua karena ini privasi dan tidak mampu aku meluapkan isi hatiku tentang masalah ini. Just me !! Hanya initinya masa lalu kamu dengan dia memang indah dan tidak cacat, mendekati sempurna. Dan akupun manusia biasa yang mempunyai perasaan, yang aka merasakan hati seperti tersayat irisan bamboo yang tajam, (perrriiihhh) ketika kamu berbicara tentang masa-masa indahmu dengannya, terlebih kamu yang masih memandang dia dalam kecewamu walaupun kini perempuanmu adalah aku, dan kamu masih mengingat dia dalam spontanitasmu. Setelah telepon terputus, air mataku semakin deras. Lampu di pinggir jalan membuat air mataku terlihat oleh penumpang lain. Tapi aku tidak peduli, aku tetap menangis dalam pedihku tanpamu.
Bi, aku ingin kamu melihatku dari jauh. Caraku berjalan yang kini semakin tertatih tapi aku tetap berjalan dengan menggenggami jauh di lubuk hatiku, biarlah aku seperti ini, karena mungkin aku memang diharuskan untuk sakit karenamu dan akan dibalas nantinya ketika aku menjadi seorang ibu untuk anak-anaku, aku pemisis. Aku kehilangan kepercayaanku untuk bersanding denganmu, dan bisa bahagia denganmu karenamu’
Mampulah aku memendam sakit hatimu dan mematikan rasaku untuk memahami dan mengertikanmu.

Peremempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air rajun jingga dalam wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dalam hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya ?
Tinggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku lihat karya surge dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta ?
Tapi aku pasti kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kemabli cintanya
Buka untumu, buka untuk siapa, tapi untukku
Karena aku …
Ingin kamu
Itu saja !!

(By ; Rangga- puisi soundtrack AADC)
Dan mobil melaju kenjang dalam kegelapan dan ramai akan kebisingan kota kembang. Hingga berhentilah mobil itu di depan gang kecil di antara banyak gang dan aku turun. Membuka pintu kamar O, merasakan kembali menjadi anak kos dan bersiap-siap menjemput sang mimpi untuk terbangun kembali di pagi yang bercahaya agar aku dapat menjawab semua soal-soal yang ada di ujian pertama ini.
*pray to God and sleep.